Jumat, 29 Juli 2016

Cerita Pendek "Kenyataannya Seperti Itu"

Yaaaaa ini adalah cerpen karangan saya sendiri, dibuat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Tujuannya saya posting disini supaya setitik karya saya bisa ikut dinikmati orang lain dan juga untuk dokumentasi, menghindari hilangnya file kalau hanya disimpan dilaptop, tau sendiri kan tugas-tugas Bahasa Indonesia seabreg, maksudnya ya biar gak mubadzir gitu.
Maaf terlalu bertele-tele..
Yang udah ga sabar nanti jangan pada sedih ya bacanya, awas BAPER! hahaha.
Selamat membaca ^^



KENYATAANYA SEPERTI ITU
Karya : Nafi Akhlisa Fiqri/XI 5/SMAN 1 Bumiayu


            Alisa duduk terdiam di sudut ruang kelas, sambil terpekur membaca memahami materi yang diberikan oleh guru Matematikanya sambil sesekali mencuri pandang ke arah luar jendela menatap langit luas. Lamunannya terhenti saat pak Ilham yang sedang memaparkan penjelasan materi menunjuknya.

            “Alisa, coba kamu selesaikan soal yang ada di papan tulis.” Pinta pak guru sambil mempersiapkan catatan untuk materi selanjutnya.

            Alisa pun maju kedepan kelas untuk melaksanakan perintah pak guru yang menyuruhnya mengerjakan soal yang telah ia buat.

            “Sudah selesai, Pak.” Ucapnya lembut dengan senyum menghiasi wajahnya.
            “Apa ada yang salah, Pak?”
            “Hmm.. benar! Selamat kamu bisa mengerjakannya dengan benar, kamu bisa kembali ke tempat dudukmu Sa.”

Pujian pak guru disambut riuhan kecil seisi kelas yang menyoraki Alisa karena dapat mengerjakan soal tersebut. Alisa berjalan menuju tempat duduknya yang terletak nomor dua dari depan, tepat disebelah jendela. Ia kembali memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh pak Ilham di papan tulis, hingga bel sekolah berbunyi menandakan usainya pelajaran.
           
Jam istirahat pun tiba, Alisa langsung berjalan keluar kelas dan duduk di depan kelas. Ya, seperti biasa, Alisa duduk disana sekedar untuk melihat kak Tedi yang selalu bermain sepak bola bersama teman-temannya di halaman sekolah.
           
“Hei! Lagi ngapain sih? Sendirian aja, ke kantin yuk Sa, laper nih..” Tegur Rina teman sekelasnya itu.
            “Ih Rinaaa ngagetin aja, ah engga lah.. aku titip aja ya beliin aku cemilan! Nih duitnya, dah sana pergi keburu kehabisan waktu loh.” Ucap Alisa menanggapi Rina.

            Rina pun bergegas menuju kantin karena khawatir bel masuk berbunyi, sedangkan Alisa masih tetap sendiri memandangi kak Tedi.
           
***
           
Jam menunjukkan pukul 13.45 WIB, pelajaran telah selesai Alisa sangat semangat karena waktu pulang telah tiba. Alisa berencana untuk langsung pulang karena ada sesuatu yang akan dilakukannya dirumah.

            “ Assalamualaikum.. bu, Alisa pulang.” Ucap Alisa sambil mencopot sepatunya.
     “ Wa’alaikumsalam, udah sholat belum? Kalo belum sholat dulu sana terus makan siang, makanannya udah ibu siapin di meja makan. Ibu mau pergi ke rumah Tante Risna ada arisan.”
            “Iyaaaa bu, beres!” Alisa bergegas ke kamarnya.

            Setelah sholat dan makan siang, Alisa menyalakan laptopnya dan langsung membuka Facebook, ia kembali membuka akun facebook milik kak Tedi. Alisa sangat senang padanya karena kak Tedi pernah menjadi pembimbing di kelasnya saat MOS, mulai saat itu Alisa menjadi bersimpati kepadanya karena sifat kak Tedi yang ramah, pandai bergaul dan tidak sombong. Saat membaca profil kak Tedi, ia melihat ada nomor ponsel yang tercantum di profilnya, bergegas Alisa membuka handpone untuk menyimpan nomor ponsel itu.

            Malam pun tiba, setelah belajar Alisa membuka handpone nya dan membuka kontak, memandangi nomor yang didapat dari akun facebook kak Tedi, Alisa penasaran apakah nomor  itu adalah nomor kak Tedi atau bukan, akhirnya Alisa memberanikan diri untuk mencoba mengirim pesan ke nomor itu. Tak terduga setelah beberapa lama pesan yang dikirim Alisa pun dibalas, Alisa sangat senang karena ternyata nomor itu adalah nomor kak Tedi. Alisa memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan kak Tedi lewat nomor telepon yang berhasil ia temukan di profil facebook kak Tedi.

***
                             
            Semakin hari Alisa dan kak Tedi menjadi akrab, sering kali Alisa dan Rina berbincang-bincang dengan kak Tedi, Rina selalu bersama Alisa karena Alisa tidak punya nyali untuk menemui kak Tedi sehingga Alisa selalu meminta Rina untuk menemaninya.

            Alisa semakin nyaman dengan kak Tedi, nampaknya benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Alisa. Perlakuan Kak Tedi dan adanya dia disaat Alisa membutuhkannya membuat Alisa semakin percaya jika mereka berdua sama-sama suka. Hingga disuatu hari disaat mereka sedang berdua tanpa adanya Rina yang menemani Alisa, Alisa memberanikan diri untuk mencoba menanyakan tentang perasaan kak Tedi pada Alisa.


            “Mmmmh.. kak Tedi kapan punya pacar?” Tanya Alisa tanpa basa-basi.
            “Pengennya sih secepetnya, haha” Jawab kak Tedi sambil tertawa.
            “Ciyeeehhh.. emangnya udah dapet calonnya?” Ledek Alisa.
            “Udah Sa, kamu mau bantuin kakak biar dapet cewe itu gak?”
            “Haah? Emang cewenya siapa kak?” Jawab Alisa terbata-bata.
            “Anuuuu.. itu Rina.” Jawab kak Tedi pelan.
            “Apaa? Rina temen aku itu kak?” Alisa kaget tak percaya.
            “Iyaa temen kamu, yang sering sama kamu itu. Bantuin kakak dapetin dia ya Saaaa.”

            Mendengar jawaban kak Tedi, Alisa langsung terpatung terdiam seribu bahasa.
Alisa tak percaya ternyata apa yang  ia harapkan tak sesuai dengan kenyataan, terlebih lagi kak Tedi ternyata menyukai Rina, teman dekatnya sendiri. Hati Alisa terasa akan runtuh, rasanya sakit sekali. Orang yang disukainya malah menyukai temannya sendiri. Cintanya bertepuk sebelah tangan.

            “Alisaaaa.. gimana mau bantuin kakak gak?” kak Tedi membuyarkan lamunan Alisa.
            “Hmmmm.. gimana yah kak? Yaudah nanti aku coba bantu deh.” Ucap Alisa dengan nada yang tak semangat.
            “Nah anak pinter, makasih yaa” Ucap kak Tedi sambil mengusap rambut Alisa.
            “Iishh.. udah ya kak, udah sore nih Alisa pulang duluan yaa.” Sambil menyingkirkan kepalanya dari tangan kak Tedi.
            “Ehh.. yaudah. Jangan lupa bantuin kakak yaaaa!” Teriak kak Tedi pada Alisa yang sudah berlari meninggalkannya.

            Dalam perjalanan pulang Alisa masih memikirkan apa yang telah ia alami tadi, Alisa masih tak percaya akan kenyataan yang ia terima. Kini ia bingung harus bagaimana. Haruskah Alisa membantu kak Tedi untuk mendapatkan Rina tapi ia harus tersakiti karena melakukan hal yang tak diinginkannya atau membiarkan semuanya dan mempentingkan perasaanya agar tak terluka.

***

            Keesokan harinya Alisa berangkat sekolah dan  berakivitas seperi biasa tanpa merisaukan kejadian kemarin yang membuatnya cukup tersiksa. Setelah merenungkan apa yang harus diperbuatnya, sekarang Alisa sudah cukup lega dan sudah bisa memilih apa yang harus ia lakukan sekarang.

            “Rinaaaaa selamat pagi..” Sapa Alisa menyambut kedatangan Rina.
            “Haaaiii Alisayaanggg.. salamat pagi haha” Jawab Rina agak meledek.
            “Yeh sayang sayang pala lu peyang! Eh Rin mau tau ga?”
            “Apaan sih? Mau doong”
            “Emak gue cewe tau! Hahahha”
            “Ih apaan sih Alisa garing banget, ya ampun ha-ha-ha”
            “Emang ga lucu sih, tapi kali ini beneran deh seriussss.”
            “Apaan sih? Lama ah kesel.”
            “Itu kak Tedi minta nomor kamu, boleh gak kalo aku kasih ke dia?”
            “Laaah? Masa sih? Yaudah kasih aja.”
            “Ohh oke deh, aku kasih yaaa.”
            “Iya bawel ah, udah minggir mau lewat hus hus.”

            Rina meninggalkan Alisa dan menuju tempat duduknya, Rina terlihat biasa saja mengetahui kak Tedi meminta nomornya pada Alisa. Alisa yang sudah mengetahui kalau Rina memperbolehkan  kak Tedi mendapatkan nomornya segera mengirimkan nomor Rina  pada kak Tedi lewat SMS. Tak berapa lama pesan itu dibalas oleh kak Tedi
            “MAKASIH YA ADEK KUSAYAAAANGG”     
Melihat balasan pesan kak Tedi itu membuat Alisa kembali merasakan sakit, ternyata selama ini kak Tedi menganggap Alisa hanya sebagai adiknya. Yaaaa.. sebatas kakak dengan adik. Namun Alisa langsung menyemangati dirinya sendiri. Ia tak ingin terpuruk hanya karena ini.

***
           
Waktu pun berlalu, sekarang Rina dan kak Tedi sudah berpacaran. Namun Alisa masih sendiri, menyimpan rasa yang harus ia pendam untuk kak Tedi. Alisa menyadari tak selamanya cinta harus memiliki. Alisa ikut bahagia kak Tedi bisa bersama Rina, teman dekatnya. Setidaknya sampai sekarang Alisa masih bisa berhubungan baik dengan kak Tedi dan Rina. 

READMORE - Cerita Pendek "Kenyataannya Seperti Itu"

Teks Deskripsi Makanan Tradisional Gethuk ( Bahasa Jawa )

GETHUK

                Gethuk iku pan jajanan (kudhapan) sing bahan utamane digawe saka ketela pohung (singkong). Gethuk iku panganan sing gampang ditemoni ing Jawa Tengah lan Jawa Wetan.

Gawe gethuk kuwe gampang, dibutuhake bahan-bahan kayata :
  •   Banyu kanggo nggodhog
  •   Tela pohung
  •   Uyah
  •    Gula pasir utawa gula jawa
  •    Bahan pawarna
  •    Klapa diparut

         
          Yen kepengin oleh gethuk sing warnane putih, sabecike nggo gula pasir, kanggo gethuk sing warnane abang, sabecike nggo gula jawa, banjur yen kepengin warna ijo bisa nganggo peresan godhong suji utawa pandan.

Carane gawe gethuk yaiku :
1.     Pohung dionceki kulite, dikumbah resik lan diiris-iris kurang luwih dawane 5 cm.
2.     Godhogen pohung nganti mateng, angin-anginen nganti kukuse ilang.
3.     Campuren pohung, uyah sithik, gula. Lumaten nganti lembut.
4.     Wehana bahan pawarna yen seneng.
5.     Sajekna karo parutan klapa enom sing ditawurake ing ndhuwure.


          Gethuk iku biasane disajekake kanggo cemilan karo ngombe teh. Salah sijining variasi gethuk iku carane karo digoreng. Kaya sing dadi oleh-oleh khas saking Sokaraja, Banyumas. Uga ana kang luwih seneng mangan gethuk kang dienggo pacitan menawa lagi ana tamu.
READMORE - Teks Deskripsi Makanan Tradisional Gethuk ( Bahasa Jawa )